Desember 30, 2008

Dia

Alisnya tebal, lurus segaris
Dan matanya tajam
Menyorotkan keberanian menantang hidup

Tangan dan kakinya
Kekar, kuat
Menggambarkan hidupnya yang s’lalu dipenuh perjuangan

Hatinya yang sekeras batu karang
Menjadi sangat goyah
Ketika ketidakpastian hidup menghadang

Punggungnya bungkuk
Membuat orang tau
Bahwa ia adalah tulang punggung harapan keluarga

Cintanya…
Tulus mengalir
Seringan mata air membasahi bumi
Dalam…
Sekuat akar pohon beringin tertua
Mengambil mineral cinta murni
Dari dasar hatinya

Tanpa banyak pikir
Tanpa banyak pertimbangan
Dia lakukan apa yang menurutnya benar

Dia bukan anak emas berbudi luhur kesayangan Ayahnya
Dia juga bukan orang spesial yang selalu mendapat perhatian

Dia…
S’elalu menatap ke depan
‘tak banyak peduli pada perasaanya
Yang memang ‘tak pernah dipedulikan orang

Dia jalani hidup tanpa beban
Walau telah membuatnya bungkuk

Dia pasrahkan nasibnya mengalir
Mengikuti relief dataran sungai yang teramat terjal
Bersama air alam sebening imannya
Menuju muara keabadian

This poerty is dedicated to someone in my hearth, happy birthday