Mei 29, 2009

Pijakan yang Labil


Perjalanan menuju kedewasaan masing-masing individu sangat berbeda. Namun, intinya tak jauh dari mapel Biologi pada bab pertumbuhan dan perkembangan. Perjalanan ini adalah perkembangan. Tak terbatas, bersifat kualitatif, dan tak ada ukuran yang pasti.


Sejauh ini, aku sendiri masih ragu apakah aku sudah dewasa atau belum. Setauku, aku saat ini sedang berusaha menguatkan diriku sendiri. Tetap berusaha mencapai tujuan tanpa meninggalkan kewajiban. Aku ingin menjadi lebih baik. Aku tak ingin mengecewakan orang-orang yang telah memberiku kepercayaan. Aku ingin membahagiakan orang tuaku.


Aku sedang dalam penjara diriku sendiri. Tapi aku harus bebas. Aku harus terus berjuang. Aku sering berharap akan mendapat bimbingan. Tapi sekarang aku harus bisa membimbing diriku dendiri. Aku sering mengharap akan sebuah perlindungan. Tapi sekarang aku harus bisa melindungi diriku sendiri.


Aku harus tetap berdiri di pijakan yang labil dulu. Aku akan menguatkannya, karena aku tau siapa aku. Dan aku percaya itu aku. Pijakan yang labil itu, Teman, sekarang menguat! ^_^


Alhamdulillah . . . Ini semua nikmat dariNya. Dan, tahukah kamu, Teman? Hanya kalian yang menguatkanku, hingga aku menguatkan pijakan itu. Kalian memang tak menuliskan dan menerangkan rumus-rumus itu padaku. Tapi kini aku telah membaca kesimpulan yang kalian siratkan.


Ya, kalian keluargaku. Kekeluargaan adalah hubungan paling indah yang pernah aku kenal. Di pijakan yang labil dan kini menguat ini, aku ingin mengantarkan ucapan terimakasih yang telah sangat ingin bertemu kalian. Semoga kita akan tetap menjadi keluarga sampai kita mempunyai keluarga masing-masing. Amin.


Teman. . . Di sini, ketika orang bilang bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial, aku bilang, “Manusia akan menjadi sebuah individu ketika ia mulai menjadi makhluk sosial.” Sama saja memang, tapi bagus punyaku kan? ^_^v


Tidak ada komentar: