Bagiku sahabat adalah berkah.
Berkah yang mewarnai hidupku karena wataknya.
Berkah yang mengubah hidupku menjadi lebih bergairah dengan sejuta teriakannya, penuh semangat.
Sahabat memang bukan saudara, tapi lebih dari sekedar saudara. Karena dia selalu berusaha mengerti & memberi apa yang kubutuhkan. Karena tersirat dalam setiap perkataanya, menginginkan yang terbaik untukku. Dan semua itu ia lakukan tanpa ingin aku tahu bagaimana keadaannya.
Ikatan hati sahabat melebihi saudara ketika mereka sadar bahwa sahabat, bukan saudara. Sahabat adalah seseorang yang selalu berusaha untuk dapat menerima kita apa adanya. Bahkan sahabat, mampu berkorban demi membantu kita menjadi lebih baik & lebih sempurna.
Sahabat...
Adalah kebahagiaan.
Kebahagiaan dalam setiap langkah untuk berbagi dan juga memahami.
Kebahagiaan yang tak 'kan sanggup kugambarkan dengan apa pun ketika melihatnya bahagia, berhasil menggapai impian.
Sahabatlah seseorang yang membuka mataku, menyadarkan pikiranku, dan meluruskan kembali hatiku.
Sahabat, melengkapi kekuranganku, menopang pincangku, dan selalu mengisi kekosonganku.
Dan sahabat,
kusadari sepenuhnya kau bukan duniaku. Aku tak tahu, tak sadar mengapa aku sering memasukinya. Dan dengan kadar ketidaktahuan yang sama, entah mengapa setelah itu aku selalu terhempas jatuh, ke dasar jurang kebingungan. Seakan-akan aku kehilangan diriku dan tersesat dalam kusutnya pikiranku.
Semua itu seperti menjadi batas ketika aku bersamamu.
Sebenarnya sakit terasa, ketika harus kuketahui bahwa ternyata mau atau tak mau, sadar atau tak sadar terdapat batas di antara kita.
Namun,
sekarang kumengerti. Batas itu bukanlah untuk dirasakan rasa sakitnya. Batas itu, berubah menjadi ketabahan, keteguhan & keyakinan hatiku. Sudah pasti pula jika batas itu juga menjelma menjadi sebagian dari kebahagiaanku. Batas itu, menjadi rindu. Rinduku akan setiap waktuku bersamamu. Riduku dengan kekuatan dan kobaran api semangatmu.
Akhirnya rindu itu pun membuatku yakin, dan lebih yakin lagi bahkan semakin mantap untuk menapakkan kakiku di jalan yang kupilih. Rindu itu mengingatkanku bahwa aku adalah manusia seutuhnya, dengan beribu kelebihan dan berjuta kekurangan. Rindu itu menguatkanku untuk melangkah menerjang badai, memecah ombak. Karena aku tahu kau selalu ada, di sana mendukungku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar